Perbedaan Antara "Interpret" vs "Translate"
Memahami
bahasa inggris khususnya
grammar bahasa inggris dengan
menerjemahkan setiap unsur kata yang ada dalam sebuah
prase,
kalimat atau
klausa terkadang bukan tanpa resiko. Cara menerjemahkan
word by word (kata per kata) seringkali membuat bingung
pembelajar bahasa inggris tingkat pemula dan tidak sedikit yang merasa frustasi dan berhenti melanjutkan pembelajarannya.
Dilain pihak,
Pola penerjemahan berdasarkan konteks dengan menimbang beberapa aspek lain seperti bahasa dialektis setempat, budaya dan corak yang mewarnai masyarakatnya terkadang perlu dan penting agar makna yang terkandung dalam sebuah konteks tersebut dapat dan mudah dipahami oleh lawan bicara.
Contoh:
He
is Andi.
He
is a student.
He
is lazy.
He
is here.
He
is at home.
Penggunaan kata kerja structural (
structural verb) berupa "
is" pada contoh diatas --- bagi beberapa orang (baik pembelajar maupun guru) --- sering diartikan (diterjemahkan) sebagai:
adalah, ada, berada, dan
menjadi. Alternatif arti dari /is/ tersebut digunakan berdasarkan predikat yang menyertainya.
/is/ diterjemahkan: "adalah" pada contoh kalimat seperti: He
is a student (dia
adalah seorang siswa).
/is/ diterjemahkan: "ada" atau "berada" pada contoh, seperti: He
is (ada/berada) here, atau he
is (ada/berada) at home. Dan, /is/ diterjemahkan sebagai: "menjadi" pada contoh kalimat semacam: He
is lazy.
Pada saat kata /is/ digunakan pada bentuk atau pola kalimat lain, maka siswa atau pembelajar
bahasa inggris pemula akan dibuat bingung karena lebih bersifat "
memaksa" /is/ diterjemahkan seperti itu.
Contoh pola lain itu, yakni:
Is she a student?
They
are learning English together.
The cat
was drowned yesterday.
Pada ketiga pola kalimat diatas, adalah mustahil menerjemahkan /is/ sebagai: ada, adalah, berada atau menjadi. Sehingga, --- sekali lagi --- guru terpaksa memberi "arti baru" dari /is/, /are/ atau /was/ pada pola tersebut dengan:
Is = apakah
are = sedang
was = /ter-/ atau /-di/ atau lainnya.
Andaikata penggunaan /is/ atau BE pada
pola kalimat bahasa inggris berjumlah jutaan
pola kalimat, tak dapat dibayangkan berapa makna yang terpaksa "dipaksakan" untuk menerjemahkan BE tersebut yang pada hakikatnya sama sekali bukan merupakan solusi dalam mengarahkan siswa agar mudah memahami bahasa inggris tapi justru mempersulit dan memperbodoh siswa itu sendiri.
Contoh kasus diatas adalah salah satu penyebab masalah "keterlambatan pemahaman" siswa/i dalam belajar bahasa asing khususnya
grammar bahasa inggris di Indonesia.
Hubungan antara "Interpret" dan "Translate" dengan Grammar Bahasa Inggris
Kata "interpret" dapat diterjemahkan sebagai: "menerjemahkan" dan begitu pula dengan "translate". Akan tetapi keduanya --- sebenarnya --- memiliki makna dan arah yang sama sekali jauh berbeda.
Kata /interpret/ lebih mengarah pada makna: pola menerjemahkan dengan cara menafsirkan, memperkirakan atau menduga-duga suatu kata yang paling mendekati makna aslinya dengan mempertimbangkan hal-hal lain seperti struktur kalimat, ejaan, fungsi dan kedudukannya dalam sebuah kalimat.
Dengan kata lain, kata /interpret/ bukanlah "menerjemahkan" dalam arti sebenarnya tapi lebih mengarah pada aspek "asumsi" atau "opini" untuk tujuan tertentu. Sedangkan kata /translate/ memiliki makna mutlak "menerjemahkan". Sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Interpret = menduga-duga, memperkirakan atau menafsirkan (yang paling dekat dengan kebenaran).
Translate = menerjemahkan, mengalihbahasakan.
Pola Pembelajaran Grammar Bahasa Inggris
Dengan memahami penjelasan/uraian diatas, bahwa hingga saat ini --- berdasarkan observasi kami --- masih banyak ditemukan sumber belajar atau instruktur yang meng-interpret beberapa unsur kalimat sejenis BE diatas dengan memvonis bahwa itulah terjemahannya, atau dengan kata lain; /interpret/ adalah /translate/ dan menganggap bahwa keduanya sama saja. Ini seharusnya sudah tidak boleh terjadi lagi.
Berdasarkan bahasan lalu mengenai
Structural Word dan Lexical Word telah
pelg-grammar.blogspot.com jelaskan secara rinci bahwa,
setiap kata dalam bahasa inggris mesti berbentuk
structural dan lainnya
lexical.
Pada salah satu contoh seperti diatas yaitu BE (is, am, are, was, were, be, been dan being) sebenarnya adalah jenis kata structural atau
structural word yang
tidak memiliki arti (tidak boleh atau tidak dapat di-
translate/di-
interpret) dalam wujud apapun.
Menafsirkan (to interpret) atau menerjemahkan (to translate) BE akan menimbulkan masalah baru dalam bentuk ketidakkonsistenan bahasa dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi bahasa inggris.
Itulah mengapa, seringkali
pembelajar bahasa inggris kita sering mendapat tanggapan "New English Learners" dari orang asing khususnya dari USA dan London --- padahal di Indonesia tingkatannya sudah Intermediate ke atas --- disebabkan karena ketidakmengertian kalimat bahasa inggris yang diucapkan oleh orang Indonesia. Contoh structural bentuk lainnya, seperti; beberapa preposition dan articles.